Kamis, 05 Maret 2009

Shaf anak2 dan orang dewasa

Shaf anak2 dan orang dewasa (1)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Pak ustadz,
  1. Jika dalam satu shaf barisan orang dewasa belum penuh, apakah diperbolehkan anak-anak mengisi shaf orang dewasa?
  2. Jika boleh (poin nomor 1), apakah orang dewasa boleh berdiri diapit oleh anak-anak di sebelah kanan dan kirinya? Apakah sebaiknya memposisikan anak-anak di sebelah kiri atau di sebelah kanan saja?
  3. Apakah orang dewasa boleh berdiri di barisan anak-anak(meskipun shaf orang dewasa belum penuh)dengan maksud agar barisan anak-anak tidak ribut sewaktu sholat.

Jazakumullah khairan.

Jawaban

Wa’alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

  1. Shof anak kecil boleh untuk mengisi shoff, dimanapun letaknya. Tapi bagian dari belakang imam hendaknya dipenuhi oleh orang dewasa dan didahulukan yang lebih berilmu, berakal dan berkedudukan, sebagaimana telah dimaklumi.
  2. Tidak masalah seorang dewasa diapit oleh anak-anak di sebelah kanan dan kirinya. Tidak ada larangan dalam hal tersebut.
  3. Orang dewasa harusnya berusaha untuk berada pada shoff yang paling depan. Juga saya ingatkan bahwa tidak dibenarkan mengkhususkan shoff tersendiri bagi anak-anak. Selain hal tersebut tidak ada dalilnya, juga yang demikian termasuk penyebab anak-anak bermain-main dalam sholatnya.

Wallahu A’lam


Shaf anak2 dan orang dewasa (2)

Assalamu’alaikum warahmatullohi wabarokatuh,

Al afwu ya ustadz,

ana pernah membaca diedaran majalah arrisalah

tentang shof anak-anak, berdasarkan hadits riwayat Ahmad

dari jalan abu malik al-asy’ari rodiyallohhu anhu, bahwasanya

“Nabi Sholallahu ‘alaihi wa salam menjadikan (shaf) laki-laki

didepan anak-anak, anak-anak dibelakang mereka sedangkan

kaum wanita didepan anak-anak”

Bagaimana kedudukan hadits ini? apakah bisa kita amalkan?

Jazakallohu khoiron

Jawaban

Wa’alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Hadits yang antum sebutkan di dalam sanadnya ada rawi yang bernama Syahr bin Hausyab dan beliau terhitung dalam rawi yang lemah riwayatnya.

Wallahu A’lam


http://thullabul-ilmiy.or.id/blog/

0 komentar: